KISAH Abdul Latif, Meski Tak Punya Tangan, tak Menyerah Tawarkan Keripik dari Rumah ke Rumah
Terus berusaha dan berjuang merupakan sebuah inspirasi hidup dari bapak satu anak ini.
Ia adalah Abdul Latif, meski anggota tubuhnya tidak lengkap namun tidak menjadi sebuah persoalan baginya untuk terus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Setiap hari ia berkeliling di daerah Batu Ampar, Bengkong, Baloi, Pelita hingga ke Tanjung Uma untuk menjajakan jualan keripik pisang dan juga kerupuk miliknya.
Saat ditemui TRIBUNBATAM.id, Senin (8/2/2021) di kawasan Bengkong Polisi, ia mengaku jika kesehariannya berjalan kaki menghampiri masyarakat Batam dari rumah ke rumah untuk menawarkan kripik pisang miliknya.
"Tiap hari saya harus jualan karena saat ini saya punya seorang anak yang masih sekolah, hingga bayar kos-kosan," kata Abdul.
Pria kelahiran 27 Desember 1987 tersebut tinggal di sebuah kos-kosan di Perumahan Persero, RT 03, RW 10, Blok M nomor 5, Kelurahan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Batam.
Abdul tidak sendirian, ia tinggal bersama seorang anaknya yang berusia 8 tahun, sedangkan istrinya sudah tidak ada lagi, mereka sudah bercerai sekitar 2 tahun yang lalu lantaran tidak ada kecocokan lagi di antara mereka.
Bapak 34 tahun tersebut kini harus berjuang seorang diri dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan juga anak semata wayangnya tersebut.
Setiap bulan ia harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah yang mencakup pembayaran kos Rp 400 ribu, pembayaran uang sekolah anaknya, serta biaya kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
"Meski kondisi saya saat ini yang tidak normal namun saya harus tetap berjualan karena tuntutan hidup," ujar Abdul dengan pola mata berkaca-kaca.
mengaku sering kali membayar kosannya dengan cara mencicil 2 hingga 3 kali, untung saja yang punya kosan masih baik dan masih memberikan toleransi kepada mereka.
Setiap hari ia membawa 100 hingga 200 bungkus keripik pisang untuk dijual kepada masyarakat.
"Kadang habis, terkadang tidak habis, namanya juga kita jualan Bang, kalo cuaca bagus masih ada harapan untuk habis namun kalau hujan pasti tidak habis," tuturnya.
atu bungkus kripik pisang dan kerupuk ia jual dengan harga Rp 2.000.
Setiap hari ia mulai keliling dari pukul 08.00 pagi hingga sore bahkan sampai malam.
"Dari rumah saya numpang dengan tetangga saya menggunakan sepeda motor, titik pertama jualan biasanya dari Bengkong, dan berakhir di Tanjung Sengkuang," paparnya lagi.
Kisah Abdul ini patut menjadikan inspirasi buat masyarakat Batam bahkan Kepri, meskipun salah satu anggota tubuhnya tidak lengkap namun ia tetap semangat mencari nafkah, hal ini menjadi contoh positif buat mereka yang memiliki anggota tubuh normal dan sehat. (TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng)
0 Response to "KISAH Abdul Latif, Meski Tak Punya Tangan, tak Menyerah Tawarkan Keripik dari Rumah ke Rumah"
Post a Comment