3 Hari Bisa Dapat Rp100 Juta, Warga Bangka Berburu Batu Rak di TPU Sejak Sebulan Terakhir
3 Hari Bisa Dapat Rp100 Juta, Warga Bangka Berburu Batu Rak di TPU Sejak Sebulan Terakhir
Ratusan warga Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, memburu batu rak sejak sebulan terakhir.
Batu rak adalah sebutan warga lokal untuk batu yang dinilai mengandung mineral timah.
Sekitar 500 kepala keluarga berburu batu ini di lahan perkuburan atau Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kimak.
Mereka mencari batu ini menggunakan peralatan sederhana: cangkul, linggis, dan berbagai peralatan lainnya
Dalam 3 hari terakhir, sekitar lima ton batu rak berhasil dikumpulkan warga.
Sebenarnya apa itu batu rak? Berikut 6 fakta yang dirangkum bangkapos.com:
1. Lahan wakaf mengandung batu rak
Kepala Desa Kimak Mustopa menuturkan, sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) warga desanya telah mencari batu rak sejak satu bulan terakhir.
Warga mencari batu rak ini di lahan seluas satu hektare.
Lahan tersebut merupakan lahan wakaf mendiang pak haji bernama almarhum H Salim bin Sa'id.
Lahan itu diwakafkan untuk lahan pemakaman umum (TPU) atau perkuburan.
Sebenarnya, lahan perkuburan ini belum dimanfaatkan.
Karena itu, warga mengambil batu raknya terlebih dahulu.
Kelak, kata Mustopa, lahan kembali akan diratakan untuk dimanfaatkan sebagai perkuburan
"Memang lahan ini belum digunakan untuk pemakaman jadi masyarakat memanfaatkan untuk mengambil batu rak nya dulu setelah itu nanti kita ratakan kembali untuk lokasi TPU," ujarnya saat dihubungi Bangkapos.com, Kamis (04/02/2021).
Mustopa menjelaskan, sebenarnya keberadaan batu ini sudah lama diketahui masyarakat.
"namun baru sekitar satu bulan ini masyarakat beramai-ramai menggali dan mencarinya secara manual menggunakan cangkul, linggis dan peralatan lainnya," kata Mustopa
Diungkapkannya harga jual batu rak ini diambil pedagang pengepulnya sebesar Rp 20.000 per kg dan dijual di Desa Kimak ini juga.
2. Bantu ekonomi warga dan disumbangkan untuk bangun masjid
Nilai ekonomis batu rak dinilai bermanfaat membantu perekonomian warga setempat di tengah pandemi Covid-19.
Seusai bekerja menggali batu-batu rak secara berkelompok, warga bisa langsung menjual hasilnya ke pedagang pengepul batu rak yang sudah menunggu di persimpangan jalan menuju TPU Desa Kimak, dekat dengan lokasi penggalian batu rak.
"Kami tak tahu kondisi saat ini sedang ada wabah pandemi Covid-19, ekonomi sedang susah sehingga kita sepakati bersama-sama tokoh masyarakat untuk menggalinya bersama-sama. Hasilnya ada bagian untuk sumbangan bagi pembangunan masjid dan yayasan," kata Mustopa.
Dari hasil yang diperoleh, warga juga menyumbangkan sebagian hasilnya untuk pembangunan masjid.
"Ada sekitar 500 KK warga Desa Kimak yang bekerja mencari batu rak ini , dimana setiap kg hasil yang didapatkan sebesar Rp 500 per kg disumbangkan untuk pembangunan masjid Desa Kimak," ujar Mustopa.
Yan, warga Desa Kimak, juga menyebut sebagian hasil pencarian batu kimak digunakan untuk pembangunan masjid.
Dia menyebut pada hari pertama penggalian batu rak ini dihargai Rp 25.000 per kg, lalu di hari kedua turun menjadi Rp 20.000 per kg.
"Dan sore ini turun lagi menjadi Rp 17.500 per kg, memang ada kesepakatan warga untuk membantu menyumbang untuk pembangunan masjid dan ke yayasan," katanya.
3. Rp 100 Juta dalam 3 Hari
Kades Kimak Mustopa, menyebut, selama tiga hari saja, diperkirakan sudah sekitar 5 ton lebih batu rak berhasil dikumpulkan masyarakat Desa Kimak.
Jika mengambil harga rata-rata per kilogramnya senilai Rp20 ribu saja, maka dalam tiga hari total rupiah yang dihasilkan warga dari aktivitas ini adalah sekitar Rp100 juta.
"Dari pengalaman sebelumnya di lokasi penemuan batu rak terdahulu biasanya bisa mencapai 15 ton bahkan lebih baru rak yang berhasil dikumpulkan masyarakat," ujarnya.
Mustopa menyebut, warga luar tak boleh ikut menggali mencari batu rak ini.
Satu di antara alasannya karena pandemi Covid-19.
" Untuk keamanan kegiatan ini saya selaku kades bertanggungjawab menjaga situasi masyarakat tetap aman dan kondusif karena tidak ada warga luar yang boleh ikut menggali batu rak di sini selain warga desa kami, mereka ini juga tidak pernah jalan-jalan ke luar daerah dan saling kenal, mudah-mudahan tidak ada penularan wabah Covid-19," ujar Mustopa. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun
0 Response to " 3 Hari Bisa Dapat Rp100 Juta, Warga Bangka Berburu Batu Rak di TPU Sejak Sebulan Terakhir"
Post a Comment